KOMPAS.com - Riset William Emerson terhadap 15.000 persalinan menimbulkan trauma. Angka tersebut dapat digolongkan tinggi mengingat hanya lima persen di antara para ibu yang proses bersalinnya bebas trauma.
Menurut Reza Gunawan, praktisi penyembuhan holistik, trauma persalinan adalah cedera jiwa yang dialami ibu dan janin yang terjadi saat persalinan. Tanpa adanya upaya penyembuhan, cedera jiwa ini berpotensi menimbulkan permasalahan jangka panjang, tak hanya bagi ibu namun juga bayi.
Apa saja yang bisa menjadi penyebab trauma bersalin? Umumnya penyebabnya terkait dengan kendala dalam persalinan yang dialami ibu seperti:
1. Persalinan lama. Ini merupakan pemicu paling sering terjadinya trauma dalam bersalin. Seperti diketahui, proses melahirkan terbagi dalam 10 fase, yakni pembukaan awal (pembukaan satu) hingga fase pembukaan akhir (pembukaan sepuluh), termasuk tahap mengejan yang perlu dijalani ibu sekitar 8-10 jam.
Nah, karena ada suatu kendala, proses persalinan bisa mencapai lebih dari 10 jam bahkan ada yang sampai menunggu berhari-hari lamanya. Kondisi ini membuat ibu merasakan mulas dan nyeri lebih lama.
Ada pun yang menjadi kendala sehingga proses melahirkan berlangsung lama dan sulit di antaranya:
* Hambatan fisiologis, yaitu lingkar panggul ibu sempit atau kecil sehingga janin sulit keluar.
* Pembukaan berlangsung sangat lambat lantaran terjadi penebalan rahim.
* Otot-otot saluran jalan rahim dan vagina tak lentur karena ketegangan vagina.
* Posisi janin sungsang sehingga pembukaan lambat.
* Munculnya kendala secara tiba-tiba. Contoh, tekanan darah ibu mendadak naik drastis.
* Asma bumil kambuh sampai mengakibatkan penurunan kesadaran.
* Janin terlalu besar (di atas 4 kg), janin kembar, atau terjadi distosia bahu janin sehingga persalinan lama dan menyebabkan trauma.
2. Tindakan persalinan. Trauma fisik juga bisa terjadi karena suatu tindakan atau cara pertolongan persalinan yang dilakukan ahli medis. Di antaranya:
* Penggunaan alat-alat vakum atau forsep.
* Episotomi atau pengguntingan perineum (daerah antara vagina dengan anus) untuk memperluas jalan lahir serta penjahitannya.
* Induksi.
* Persalinan operatif atau sesar juga bisa membuat trauma, misalnya saat pemberian epidural serta efek pascabersalin sesar yang terasa tidak nyaman bagi ibu.
(Hilman Hilmansyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar