Tanggal dan jam pengkajian :
Pengkaji :
A.
IDENTITAS
PASIEN
·
Nama (Inisial) :
·
Usia / tanggal lahir :
·
Jenis kelamin :
·
Alamat :
·
Suku / bangsa :
·
Status pernikahan :
·
Agama / keyakinan :
·
Pekerjaan / sumber penghasilan :
·
Diagnosa medik :
·
No. RM :
·
Tanggal masuk :
B.
IDENTITAS
PENANGGUNG JAWAB
·
Nama :
·
Usia
:
·
Jenis kelamin :
·
Pekerjaan / sumber penghasilan :
·
Hubungan dengan klien :
C. KELUHAN UTAMA
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien diantara keluhan yang dirasakan yang
didapatkan secara langsung dari pasien/ keluarga.
D. RIWAYAT KESEHATAN
1.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang
didapatkan mulai dari pasien mengalami keluhan sampai mencari pelayanan
kesehatan sampai ,mendapatkan terapi dan harus menjalani terapi HD (pasien HD
pertama).
Kondisi atau keluhan yang di
rasakan oleh pasien setelah HD sampai HD kembali(bagi pasien menjalani HD
rutin).
2.
Riwayat kesehatan lalu
Riwayat kesehatan dahulu di
dapatkan dari pengalaman pasien mengalami kondisi yang berhubungan dengan
gangguan system urinaria(missal DM,hipertensi,BPH dll)
3.
Riwayat kesehatan
keluarga
Di dapatkan dari riwayat
penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang
(DM,hiperensi ,penyakit sistem perkemihan)
E.
POLA KEBUTUHAN DASAR (Virginia handerson)
Di kaji
sebelum sakit dan saat HD(pasien HD pertama)
Di kaji HD
sebelumnya dan saat HD kembali(pasien HD rutin)
1.
Oksigenasi
Meliputi fungsi pernafasan
(RR, alat bantu pernafasan)
2.
Nutrisi
Dikaji riwayat diit makan dan
minum sebelum sakit yang meliputi jenis, frekuensi.
Dikaji kepatuhan klien
terhadap diitnya
3.
Eliminasi ( BAB & BAK )
Dikaji Frekuensi dan kapasitas
4.
Aktivitas / mobilitas fisik
Dikaji dari pekerjaan
sehari-hari yang berkaitan dengan penyakit GGK
5.
Istirahat dan Tidur
Adakah gangguan pola tidur
6.
Pola Berpakaian
Dilakukan secara
mandiri / tidak
7.
Kebutuhan bekerja
Dikaji masih dapat bekerja
atau tidak setelah sakit
8.
Pola Mempertahankan Temperatur Tubuh
Memakai pakean
tebal jika dingin
Memakai pakean
tipis jika panas
Dilakukan secara
mandiri / tidak
9.
Personal hygiene
Mandi
Cuci rambut
Gunting kuku
Gosok gigi
Dilakukan secara
mandiri / tidak
10. Rekreasi
Jenis rekreasi yang dilakukan
11. Pola rasa
aman dan nyaman
Merasa nyaman bersama keluarga
Merasa nyaman
dengan perawat
Merasa nyaman jika
dirumah
Gangguan rasa nyaman
dengan nyeri (jika ada) dan sesak
12. Pola
berkomunikasi
Bahasa
Lancar / tidak
13. Pola
sepiritual
Harapan klien dengan
penyakitnya, bagaimana menjalankan ibadahnya.
14. Pola belajar
Kondisi penyakit klien sudah
mengerti atau belum tentang penyakit, diit, terapi yang dijalani, pembatasan
cairan, prognosis penyakit.
F.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
:
-
Rambut rontok
-
Neuro :
·
penurunan kesadaran.
·
Nyeri ( pusing )
·
Kejang karena keracunan
pada SSP
·
Kelemahan karena suplai
O2 kurang
·
Baal ( mati rasa dan
Kram ) karena rendahnya kadar Ca dan PH
-
Mata :
·
Konjungtiva anemis
-
Hidung :
·
Cuping hidung
-
Mulut :
·
stomatitis, bleeding/
perdarahan, nafas bau ammonia.
2. Leher :
-
Hiperparathyroid karena
peningkatan reabsorbsi kalsium dari tulang,hiperkalemia, hiperkalsiuria,
prembesaran vena jugularis.
3. Dada
:
-
bunyi nafas tambahan
(Wheezing), otot bantu pernafasan, Dypsnue, edema pulmo, suara paru (ronkhi) ,
.bunyi jantung
4. Abdoment
:
-
Asites, gangguan peristaltik, bleeding
5. Ekstremitas
:
-
CRT > 4 detik,
edema, nyeri, kekakuan otot
6. Integument
:
-
pruritis, kulit kering, warna kehitaman,
turgor kulit jelek, bersisik dan dekubitus.
G.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pada
pasien gagal ginjal pemeriksaan laboraturium meliputi :
a. Pemeriksaan
darah
1) Pemeriksaan
hematologi
-
Hb menurun adanya
anemia.
-
Eritrosit
-
Leukosit
-
Trombosit
2) Pemeriksaan
RFT ( renal fungsi test)
-
Ureum ( 20-40 mg/dl)
-
Kreatinin ( 0,5-1,5
mg/dl)
3) Pemeriksaan
LFT (liver fungsi test )
4) Pemeriksaan
elektrolit
-
Klorida
-
Kalium
-
Kalsium
5)
CCT (Clearance Creatinin Test)
6)
GFR
b. Pemeriksaan
urin :
1) Urin
rutin
-
Protein
penurunan pada kadar serum dapat
menunjukan kehilangan protein melalui urine, perpindahan cairan, penurunan
pemasukan, dan penurunan sintesis,karena kekurangan asam amino
esensialpemeriksaan Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat
jenis.
2) Urin
khusus
-
Benda keton
-
Analisa kristal / batu
3)
CCT
Pemeriksaan Laboratorium
Berguna
Untuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK, menentukan
gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood ureum nitrogen
(BUN)/kreatinin meningkat, kalium meningkat, magnesium meningkat, kalsium
menurun, Kelainan hasil pemeriksaan Lab.
lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
a.
Laboratorium.
Volume urine, Biasanya
kurang dari 400 ml/ 24 jam (fase oliguria) terjadi dalam (24 jam – 48) jam
setelah ginjal rusak
1.
Warna Urine, Kotor,
sedimen kecoklatan menunjukan adanya darah.
2.
Berat jenis urine
Kurang dari l,020 menunjukan penyakit ginjal contohnya glomerulonefritis,
pielonefritis dengan kehilangan kemampuan memekatkan menetap pada l, 0l0
menunjukkan kerusakan ginjal berat
3.
pH Lebih besar dari 7
ditemukan pada ISK, nekrosis tubular ginjal dan rasio urine/ serum saring (1 :
1)
4.
Kliren kreatinin
Peningkatan kreatinin serum menunjukan kerusakan ginjal.
5.
Natrium Biasanya
menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/ ltr bila ginjal tidak mampu
mengabsorpsi natrium.
6.
Bikarbonat Meningkat
bila ada asidosis metabolik.
7.
Protein Proteinuria
derajat tinggi (+3 – +4 ) sangat menunjukkan kerusakan glomerulus bila Sel
darah merah dan warna Sel darah merah tambahan juga ada. Protein derajat rendah
(+1 – +2) dan dapat menunjukan infeksi atau nefritis intertisial.
8.
Warna tambahan Biasanya
tanda penyakit ginjal atau infeksi tambahan warna merah diduga nefritis
glomerulus.
9.
Hemoglobin, Menurun
pada anemia.
10.
Sel darah merah, Sering
menurun mengikuti peningkatan kerapuhan / penurunan hidup.
11.
Kreatinin, Biasanya
meningkat pada proporsi rasio (l0:1)
12.
Osmolalitas, Lebih
besar dari 28,5 m Osm/ kg, sering sama dengan urine.
13.
Kalium, Meningkat
sehubungan dengan retensi urine dengan perpindahan seluler (asidosis) atau
pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah).
14.
Natrium, Biasanya
meningkat, tetapi dapat bervariasi.
15.
pH, Kalium &
bikarbonat, Menurun.
16.
Klorida fosfat &
Magnesium, Meningkat.
17.
Protein, Penurunan pada
kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein melalui urine, perpindahan
cairan penurunan pemasukan dan penurunan sintesis karena kekurangan asam amino
esensial.
Pemeriksaan
Radiologi
a.
Pemeriksaan
EKG, Untuk melihat adanya hipertropi
ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,dan gangguan elektrolit
(hiperkalemi, hipokalsemia). Kemungkinan abnormal
menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.
b.
Pemeriksaan
USG(ultrasonografi), untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal
korteks ginjal, ureter proksimal dan kandung kemih.
c.
Pemeriksaan Radiologi,
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi
dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada,
pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen
d.
Foto Polos Abdomen
Sebaiknya tanpa puasa, karena
dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal. Menilai bentuk dan besar ginjal dan
apakah ada batu atau obstruksi lain.
e.
Pieolografi Intra-Vena (PIV)
Dapat dilakukan dengan cara
intravenous infusion pyelography, untuk menilai sistem pelviokalises dan
ureter.
f.
Pemeriksaan Pielografi Retrograd
Dilakukan bila dicurigai ada
obstruksi yang reversibel.
g.
Pemeriksaan Foto Dada
Dapat terlihat tanda-tanda bendungan
paru akibat kelebihan air (fluid overload), efusi pleura, kardiomegali dan
efusi perikadial.
h.
Pemeriksaan Radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi dan kalsifikasi
metastatik.
i.
Pemeriksaan biopsi ginjal
Diagnosis histologi
dari penyakit ginjal membutuhkan biopsi ginjal. Biopsi ginjal yaitu mengambil
jaringan dan kemudian diperiksa dengan mikroskop cahaya.
H.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada penyakit ginjal dan
batasan karakteristiknya
1. Kelebihan
volume cairan
Batasan karakteristik
Subjektif
Ansietas
Dipsnea atau bernapas dangkal
Objektif
Bunyi napas tidak normal (ronkhi
basah halus atau ronkhi basah kasar)
Perubahan elektrolit
Anasarka
Ansietas
Perubahan tekanan darah
Perubahan status mental
Perubahan pola respirasi
Penurunan hemoglobin dan hematokrit
Edema
Oliguria
Efusi pleura
Gelisah
Pertambahan berat badan dalan
periode singkat
Perubahan berat jenis
Faktor yang berhubungan
Disfungsi ginjal, gagal
jantung,retensi natrium,imobilitas,dan aktivitas lainnya
2. Gangguan
pertukaran gas
Batasan karakteristik
Subjektif
Dispnea
Sakit
kepala pada saat bangun
Objektif
Gas
darah arteri tidak normal
pH
arteri tidak normal
ketidaknormalan
frekuensi,irama, dan kedalaman pernapasan.
Warna
kulit tidak normal(missal: pucat dan kehitaman)
Hipoksia
Hipoksemia
Gelisah
Takikardia
Edema
pulmo
Suara
paru (ronkhi)
Faktor yang berhubungan
Ketidakseimbangan
perfusi-ventilasi
3. Gangguan
perfusi jaringan renal
Batasan karakteristik
Objektif
Perubahan
tekanan darah diluar parameter yang dapat diterima
Tidak
ada denyut arteri
Peningkatan
rasio BUN(Blood Urea Nitrogen)/kreatinin
Hematuria
Oliguria/anuria
Kulit
berwarna pucat saat dinaikkan
Faktor yang behubungan
Penurunan
konsentrasi hemoglobin dalam darah.
4. Intoleransi
aktivitas
Batasan Karakteristik
Subjektif
Ketidaknyamanan
atau dispnea yang membutuhkan pengerahan tenaga.
Melaporkan
keletihan atau kelemahan secara verbal.
Objektif
Denyut
jantung
atau tekanan darah tidak normal sebagai respon terhadap aktivitas.
Perubahan
EKG selama aktivitas yang menunjukkan aritmia atau iskemia.
Skala
intoleransi aktv. 1-5………………..
Fakor yang berhubungan :
Ketidakseimbangan suplai oksigen
5.
Gangguan
integritas kulit
Batasan karakteristik
Objektif
Gangguan
pada permukaan kulit(epidermis)
Kerusakan
pada lapisan kulit (dermis)
Faktor
yang berhubungan
Peningkatan
ureum
6.
Resiko
gangguan nutrisi
Batasan karakteristik
Subjektif
Merasakan
ketidakmampuan untuk mengingesti makanan
Melaporkan
kurangnya makanan
Kram
abdomen
Objektif
Tidak
tertarik untuk makan
Kerapuhan
kapiler
Kehilangan
rambut yang berlebihan
Kurang
minat pada makanan
Kelemahan
otot untuk mengunyah atau menelan
Konjuntiva
dan membran mukosa pucat
Tonus
otot buruk
Menolak
untuk makan
Kurang
informasi
ABCD
Faktor yang berhubungan :
Faktor
fisiologis
7.
Penurunan
curah jantung
Batasan karakteristik
Subjektif
Nyeri
dada
Dispnea
Kelelahan
Napas
pendek
Vertigo
Kelemahan
Objektif
Foto
sinar X dada tidak normal(kongestif vaskuler paru)
Enzim
jantung tidak normal
Perubahan
status mental
Aritmia
Batuk
Penurunan
curah jantung dengan termodelusi
Penurunan
nadi perifer
Perubahan
EKG
Edema
Peningkatan
tekanan arteri paru
Peningkatan
denyut jantung
Peningkatan
kecepatan napas
Distensi
vena jugularis
Okssigen
vena bercampur
Oliguri
Ortopnea
Ronki
basah
Kegelisahan
Perubahan
warna kulit
Penggunaan
otot-otot bantu
Hasil
pembacaan tekanan darah berbeda-beda
Peningkatan
berat badan
Mengi
Faktor yang berhubungan
Peningkatan
beban kerja ventrikular
1.
Resiko terjadinya cidera
2.
Kurang pengetahuan
3.
Deficit perawatan diri
4.
Kecemasan (Numeric Scale )
I.
INTERVENSI
no
|
DX kep
|
Intervensi
|
|
|
|
|
NOC
|
NIC
|
rasionalisasi
|
1
|
gangguan integritas kulit
|
Hasil yang diharapkan :
ü kulit hangat, utuh, turgor baik,
ü tidak ada lesi
|
a. Inspeksi
kulit terhadap Perubahan Warna, turgor, perhatikan kemerahan,ekskoriasi..
b. Kaji
keadaan kulit terhadap kemerahan dan adanya excoriasi.
c. Pantau
masukan cairan dan hidrasi kulit, membran mukosa.
d. Ganti
posisi tiap 2 jam sekali, beri bantalan pada tonjolan tulang , pelindung siku
dan tumit..
e. Jaga
keadaan kulit agar tetap kering dan bersih.
f. Anjurkan
pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan kering yang menyerap
keringat dan bebas keriput.
g. Anjurkan
pasien menggunakan kompres lembab dan dingin.
h. Kolaborasi
dalam pemberian foam dan tempat tidur angin..
|
Menandakan area sirkulasi
buruk, yang dapat menimbulkan dekubitus
Sirkulasi darah yang kurang menyebabkan
kulit mudah rusak dan memudahkan timbulnya dicubitus/ infeksi
R/ Deteksi adanya dehidrasi
yang mempengaruhi integritas jaringan pada tingkat seluler.
R/ Mengurangi/ menurunkan
tekanan pada daerah yang edema, daerah yang perfusinya kurang baik untuk
mengurangi/menurunkan iskemia jaringan
R/ Kulit yang basah terus
menerus memicu terjadi iritasi yang mengarah terjadinya dikubitus.
R/ Mencegah iritasi kulit dan
meningkatkan evaporasi.
R/ Menghilangkan
ketidaknyamanan dan menurunkan resiko cedera
R/ Mencegah penekanan yang
terlalu lama pada jaringan yang dapat membatasi ferfusi seluler, sehingga
dapat mengurangi iskemik jaringan
|
2
|
gngguan perfusi jaringan
|
Tujuan
: peningkatan perfusi jaringan
ü
Kriteria hasil : menunjukkan perfusi adekuat,
ü misalnya tanda vital stabil.
|
1.
Awasi tanda vital kaji pengisian
kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
2.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai
toleransi.
3.
Awasi upaya pernapasan ; auskultasi
bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
4.
Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
5.
Hindari penggunaan botol penghangat
atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.
6.
Berikan sel darah merah lengkap/packed
produk darah sesuai indikasi.
7.
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
|
Rasional : memberikan informasi
tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan
Rasional : meningkatkan
ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan :
kontraindikasi bila ada hipotensi
Rasional : dispnea, gemericik
menununjukkan gangguan jajntung karena regangan jantung lama/peningkatan
kompensasi curah jantung.
Rasional : iskemia seluler
mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark
Rasional : termoreseptor
jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium
Rasional : mengidentifikasi
defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi
Rasional : memaksimalkan
transport oksigen ke jaringan.
|
3
|
intoleransi aktivitas
|
Tujuan
: klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas yang dapat ditoleransi
|
1. Kaji kemampuan ADL pasien.
2. Kaji kehilangan atau gangguan
keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
3. Observasi tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah aktivitas.
4. Berikan lingkungan tenang, batasi
pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di
indikasikan.
5. Gunakan teknik menghemat energi,
anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan
pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri)..
|
Rasional
: mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
Rasional
: menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi
keamanan pasien/risiko cedera
Rasional
: manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke jaringan
Rasional
: meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan
menurunkan regangan jantung dan paru
Rasional
: meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus
otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol
|
4
|
kelebihan volume cairan
|
Tujuan
: pasien menunjukkan pengeluaran urin tepat seimbang dengan pemasukan.
Kriteria Hasil :
ü Hasil laboratorium mendekati
normal
ü BB stabil
ü Tanda vital dalam batas normal
ü Tidak ada edema
|
1.
Monitor
denyut jantung, tekanan darah, CVP
2.
Catat
intake & output cairan, termasuk cairan tersembunyi seperti aditif
antibiotic, ukur IWL
3.
Awasi
BJ urin
4.
Batasi masukan cairan
5.
Monitor rehidasi cairan dan berikan minuman
bervariasi
6.
Timbang
BB tiap hari dengan alat dan pakaian yang sama
7.
Kaji
kulit,wajah, area tergantung untuk edema. Evaluasi derajat edema (skala +1
sampai +4)
8.
Auskultasi
paru dan bunyi jantung
9.
Kaji tingkat kesadaran : selidiki perubahan
mental, adanya gelisah
10.
kolaborasi
:
a.
Perbaiki
penyebab, misalnya perbaiki perfusi ginjal, me ↑ COP
b.
Awasi
Na dan Kreatinin Urine Na serum, Kalium serumHb/ Ht
c.
Rongent Dada
d.
Berikan Obat sesuai indikasi : : Furosemid, Manitol; Antihipertensi :
Klonidin, Metildopa
e.
Masukkan/pertahankan
kateter tak menetap sesuai indikasi
f.
Siapkan
untuk dialisa sesuai indikasi
|
|
|
gangguan nutrisi kurang dr kebutuhan
|
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
ü Kriteria hasil : - menunujukkan peningkatan/mempertahankan
berat badan dengan nilai laboratorium normal.
ü tidak mengalami tanda mal nutrisi.
ü Menununjukkan perilaku, perubahan
pola hidup untuk
ü meningkatkan dan atau
ü mempertahankan berat badan yang
sesuai.
|
1. Kaji/catat
pemasukan diet status nutrisi dan kebiasaan makan.
2. Identifikasi
perubahan pola makan..
3. Berikan
makanan sedikit dan sering..
4. Anjurkan
pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
5. Tawarkan
perawatan mulut, berikan permen karet atau penyegar mulut diantara waktu
makan.
6. Timbang
berat badan setiap seminggu sekali.
7. Kolaborasi:
konsul dengan dokter untuk pemberikan obat sesuai dengan indikasi; Nabic,
Anti emetik dan anti hipertensi.
8. Kolaborasi:
konsul dengan ahli gizi untuk pemberian diet tinggi kalori, rendah protein,
rendah garam (TKRPRG).
|
R./ Untuk mengetahui tentang
keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan
pengaturan diet yang adekuat.
R/ Mengetahui apakah pasien
telah melaksanakan program diet yang ditetapkan
R/ Meminimalkan anoreksia dan
mual
R/Kepatuhan terhadap diet dapat
mencegah komplikasi terjadinya hipertensi yang lebih berat
R/ Menghindari membran mukosa
mulut kering dan pecah
R./ Mengetahui perkembangan
berat badan pasien (berat badan merupakan salah satu indikasi untuk
menentukan diet).
R./ Nabic dapat mengatasi/memperbaiki asidosis. anti emitik akan mencegah mual/muntah dan obat anti hipertensi akan mempercepat penurunan tekanan darah.
R./ Pemberian diet yang sesuai
dapat mempercepat penurunan tekanan darah dan mencegah komplikasi
|
7
|
anemia
|
Tujuan : Terjadi peningkatan
kadar Hb.
Kriteria :
ü Kadar
Hb dalam batas normal,
ü perfusi
jaringan baik, akral hangat, merah dan kering.
|
1. Pertahankan
kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering.
2. Cegah
penghangatan yang berlebihan dengan mempertahankan suhu ruangan yang sejuk
dengan kelembaban yang rendah, hindari pakaian yang terlalu tebal.
3. Anjurkan
tidak menggaruk.
4. Observasi
tanda-tanda vital..
|
R/ kekeringan meningkatkan
sensitivitas kulit dengan merangsang ujung saraf
R/ penghangatan yang berlebihan
meningkatkan sensitivitas melalui vaso dilatasi
R/ Garukan merangsang pelepasan
histamin.
Kolaborasi dalam:
Pemberian transfusi Pemeriksaan laboratorium Hb. |
8
|
penurunan curah jantung
|
Tujuan : Tidak
terjadi penurunan curah jantung,
|
1. Monitor
tekanan darah, nadi, catat bila ada perubahan tekanan darah akibat perubahan
posisi Auskultasi suara jantung dan paru. Evaluasi adanya edema, perifer,
kongesti vaskuler dan keluhan dispnoe.
2. Kaji tingkat
kemampuan klien beraktivitas.dan batasi aktivitas berlebihan
3. Beri
tambahan O2 sesuai indikasi
4. Kolaborasi
dalam:
Pemeriksaan laboratorium (Na, K), BUN, Serum kreatinin, Kreatinin klirens. Pemeriksaan thoraks foto. Pemberian obat-obatan anti hipertensi. |
R/ Adanya edema paru, kongesti
vaskuler, dan keluhan dispnea manunjukan adanya renal failure
R/ Hipertensi yang signifikan merupakan akibat dari gangguan renin angiotensin dan aldosteron. Tetapi ortostatik hipotensi juga dapat terjadi akibat dari defisit intravaskular fluid. R/ Kelemahan dapat terjadi akibat dari tidak lancarnya sirkulasi darah.dan b eban jantung dipengaruhi oleh aktivitas berlebihan
R/ meningkatkan sediaan oksigen
pada miokard
|
2 komentar:
minta format pengkajian selain kopas. dimana dan minta petunjuk
Nice article with detailed information. I will admire if it could be easily translated to English also.
Posting Komentar