Rabu, 28 Desember 2011

Manifestasi Klinik dan Penkajian Fokus pada Gagal Ginjal


1.    MANIFESTASI KLINIK
Riwayat dan gejala :
·   Riwayat kehilangan cairan (muntah, diare, poliuria, luka bakar).
·   Penggunaan obat-obatan anti inflamasi non steroid / inhibitor enzim pengkonversi angiotensin.
·   Defisit cairan melalui keseimbangan asupan keluaran ( keluaran lebih besar dari pada asupan )
·   Kehausan

Tanda:
·   Menurunnya BB ( pasien katabolik dapat kehilangan > 1  ib/hr)
·   Oliguria
·   Hipotensi artostatik
·   Takikardia
·   Kolapsnya vena-vena leher pada posisi supinasi
·   Kulit mukosa menjadi kering disertai dengan hilangnya turgor kulit

Pemeriksaan fisik seringkali menunjukkan hasil penemuan yang tidak spesifik yang termasuk hal-hal berikut :
·   KU : pucat, penampilan lemah
·   Dermal : pucat, ekimosis, edema, xerosis
·   Pulmonal : ronki, efusi pleura
·   CV : Hipertensi, bisng aliran/tiriction rub perikaldial, kardiomegali
·   Neurologi : stupor, asteriksis, klonus otot, neuropah.

2.    PENGKAJIAN FOKUS
v  Aktivitas / istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise.
      Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus.
v  Sirkulasi
      Tanda :
·   Hipotensi / hipertensi
·   Disritmia jantung
·   Nadi lemah / halus, hipotensi ortostatik ( hipovolemia )
·   DVJ, nadi kuat ( hipervolemia )
·   Edema jaringan umum.
·   Pucat kecenderungan perdarahan.
v  Eliminasi
      Gejala :
-    Perubahan pada berkemih biasanya  peningkatan frekuensi, poliuria ( kegagalan dini ) atau penurunan frekuensi / oliguria ( fade akhir )
-    Disuria, ragu – ragu, dorongan, dan retensi  ( inflamasi, obstruksi, infeksi )
-     Abdomen kembung, diare, atau konstipasi.
-    Riwayat HPB, batu / kalkuli.
Tanda :
·   Perubahan warna urine
·   Oliguria ( biasanya 12 – 21 hari ) poliuria ( 2 – 6 L hari )
v  Makanan / cairan
Gejala :
-          Peningkatan BB ( edema ) penurunan BB ( dehidrasi )
-          Mual, muntah , anoreksia, nyeri ulu hati.
-           Penggunaan diuretik.
                  Tanda :
·          Perubahan turgor kulit / kelembapan.
·          Edema ( umum bagian bawah )        
v  Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot / kejang : sinrom kaki gelisah
Tanda : gangguan status mental, kejang, faskilulasi otot, aktifitas kejang.
v  Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri tubuh, sakit kepala
Tanda : Perilaku berhati – hati / distraksi, gelisah.
v  Pernafasan
Gejala : Nafas pendek
Tanda: Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi, kedalaman (pernapasan kussmaul), napas amonia, batuk produktif dengan sputum kental merah muda (edema paru).
v  Keamanan
Gejala : Adanya reaksi transfusi.
Tanda :
-  Demam (sepsis, dehidrasi)
-  Petekie, area kulit ekimosis
-  Pruritus, kulit kering.

Sumber:


Doenges, M. E, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan “Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien” Edisi 3, EGC: Jakarta.

 Carpenito, L. J, 2000, Diagnosa Keperawatan “ Aplikasi Pada Praktek Klinis, EGC:Jakarta.

Corwin, E. J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC: Jakarta.

Engram, B, 1998,  Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Vol. 1, EGC: Jakarta.

Contoh Format Pengkajian Keperawatan Gerontik


PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


1.      Data biografi
Nama                           ………..……………………….
Alamat                                    …………………………………
Telepon                       …………………………………
Tempat tgl lahir           …………………………………
Umur                           ……………………….………..
Jenis kelamin               …………………………………
Suku                            …………………………………
Agama                         …………………………………
Status perkawinan       …………………………………
Pendidikan                  ………………………………….
Orang yg paling dekat            ………………………………….
Alamat / telepon          ………………………………….

2.      Riwayat keluarga
Genogram

3.      Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini ………………………………….
Pekerjaan sebelumnya  ……………………………………
Sumber – sumber pendapatan ……………………………..

4.      Riwayat lingkungan hidup
Tipe tempat tinggal                 ……………………………………
Jumlah kamar                          …………………………………..
Jumlah tingkat                         ……………………………………
Jumlah orang yg tinggal di rumah ……………………………….
Tetangga terdekat                   …………………………………….

5 Riwatyat Rekreasi
Hobi / minat
Keanggotaan organisasi
Liburan / perjalanan

6.      Sistem pendukung yang digunakan
Dokter / Rumah sakit / Klinik / pelayanan kesehatan di rumah / dll

7.      Status kesehatan saat ini
Keluhan utama                                    …………………………………………
Diagnosa medis                                   …………………………………………
Obat yang digunakan                          …………………………………………
Status imunisasi                                  …………………………………………
Alergi                                                  ……………………………………………..
Nutrisi ( diit khusus, BB, Konsumsi makanan perhari, masalah pemasukan nutrisi dan kebiasaan )                                     ……………………………………………

9. Status Kesehatan Masa lalu
Status kesehatan setahun yg lalu        …………………………………………….
Status kesehatan 5 th yg lalu              …………………………………………….
Penyakit serius atau kronik                 …………………………………………….
Penyakit masa kanak – kanak             …………………………………………….
Trauma                                                …………………………………………….
Pernah dirawat, kapan berapa lama    …………………………………………….
Operasi terdahulu, kapan dan alasan  …………………………………………….


Tulislah hasil pengkajian di bawah ini dengan menjawab YA ( V ) atau tidak ( - )
Untuk titik – titik isilah dengan singkat dan jelas


UMUM

Kelelahan
Perubahan berat badan yang lalu
Perubahan nafsu makan
Demam
Keringat malam
Kesulitan tidur
Sering pilek, infeksi
Penilaian diri terhadap status kesehatan ……….
Kemampuan  melakukan ADL…………………



HOMEPOETIK

Pendarahan/memar abnormal
Pembengkakan kelenjar limfa
Anemia
Riwayat transfusi darah……………………….

MATA

Perubahan penglihatan
Kaca mata / lensa kontak
Nyeri
Air mata berlebihan
Pruritus
Bengkak sekitar mata
Floater
Diplopia
Kabur
Fotofobia
Skotomata
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan terakhir………………
Tanggal pemeriksaan galukoma  terakhir………
Dampak pada penampilan ADL………………..

HIDUNG DAN SINUS

Rinorea
Rabas
Epistaksis
Obstruksi
Mendengkur
Nyeri pada sinus
Drip post natal
Alergi
Riwayat infeksi
Penilaian diri pada kemampuan penciuman…………………………………….


PAYUDARA

Benjolan / masa
Nyeri / nyeri tekan
Bengkak
Keluar cairan dari putting susu
Perubahan pada putting susu
Pemeriksaan payudara sendiri………………….
Tanggal dan hasil mamogram terakhir…………

PERNAPASAN

Batuk
Sesak napas
Hemoptisis
Sputum
Mengi
Asma/ alergi pernapasan
Tanggal dan hasil pemeriksaan rongten terakhir………………………..




GASTROINTESTINAL

Disfagia
Tak dapat mencerna
Nyeri ulu hati
Mual / muntah
Hematemesis
Perubahan nafsu makan
Intoleran makanan
Ulkus
Nyeri
Ikterik
Benjolan / masa
Perubahan kebiasaan defekasi
Diare
Konstipasi
Melena
Hemoroid
Perdaraham rektum
Pola defekasi …………………..

GENITOREPRODUKSI  PRIA

Lesi
Rabas
Nyeri testikuler
Masa testikuler
Masalah prostat
Penyakit kelamin
Perubahan hasrat seksual
Impotensi
Masalah aktifitas seksual








MUSKULOSKELETAL

Nyeri persendian
Kekakuan
Pembengkakan sendi
Deformitas
Spasme
Kram
Kelemahan otot
Masalah cara berjalan
Nyeri punggung
Prostesa
Pola kebiasaan latihan …………….
Dampak pada penampilan ADL ………………

PSIKOSOSIAL

Cemas
Depresi
Insonia
Menangis
Gugup
Takut
Masalah dalam mengambil keputusan
Kesulitan berkonsentrasi
Pernyataan perasaan kepuasan/frustasi
Stres saat ini
Masalah tentang kematian
Dampak penampilan ADL

INTEGUMEN

Lesi/luka
Pruritus
Perubahan pigmentasi
Perubahan tekstur
Perubahan navy
Sering memar
Perubahan rambut
Perubahan kuku
Pemajanan lama terhadap matahari
Pola penyembuhan lesi , memar……….


KEPALA
Sakit kepala
Trauma berarti pada masa lalu
Pusing
Gatal kulit kepala

TELINGA

Perubahan pendengaran
Rabas
Tinitus
Vertigo
Sensitifitas pendengaran
Alat – alat prostesa
Riwayat infeksi
Tanggal pemeriksaan terakhir…………
Kebiasaan perawatan telinga…………..
Dampak pada penampilan ADL……….





MULUT DAN TENGGOROK

Sakit tenggorok
Lesi / ulkus
Serak
Perubahan suara
Kesulitan menelan
Perdarahan gusi
Karies
Alat prostesa
Riwayat infeksi
Tanggal pemerikasaan gigi terakhir……
Pola menggosok gigi………………….


LEHER

Kekakuan
Nyeri / nyeri tekan
Benjolan / masa
Keterbatasan gerak




KARDIOVASKULER

Nyeri / ketidaknyamanan dada
Palpitasi
Sesak napas
Dispneu pada aktifitas
Dispneu nokturnal paroksimal
Orthopneu
Murmur
Edema
Varises
Kaki timpang
Parestesia
Perubahan warna kaki

PERKEMIHAN

Disuria
Frekuensi
Menetes
Ragu – ragu / anyang – anyangen
Dorongan
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkontinensia
Nyeri saat berkemih
Batu
Infeksi






GENITOREPRODUKSI WANITA

Lesi
Rabas
Dispareunia
Perdarahan pasca senggama
Nyeri pelvik
Sistokel/retrokel/prolaps
Penyakit kelamin
Infeksi
Masalah aktifitas seksual
Riwayat menstruasi, mulai dan berakhirnya kapan …………………….
Riwayat menopause, kapan dan gejala………………………………….
Tanggal dan hasil paps mear  terkhir…………………………………
G ……P…….A……….

SISTEM SARAF PUSAT

Sakit kepala
Kejang
Sinkop/serangan jatuh
Paralisis
Paresis
Masalah koordinasi
Tic/tremor/spasme
Parestesia
Cedera kepala
Masalah memori



SISTEM ENDOKRIN

Intoleran panas
Intoleran dingin
Goiter
Pigmentasi kulit
Perubahan rambut
Polifagi
Polidipsi
Poliuri

Perilaku dan domain perilaku Manusia



1        Definisi

Perilaku merupakan respon atau reaksi yang ditunjukkan oleh individu dalam menghadapi respon dari luar, bentuknya berupa kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat diamati maupun tidak (24).
Menurut Notoatmodjo, perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (24):
a         Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup (covert behavior) merupakan bentuk respon seseorang yang sifatnya tertutup, respon yang diberikan masih terbatas pada perhatian, persepsi, pngetahuan / kesadaran dan sikap, sehingga belum dapat diamati secara jelas. Misalnya, seorang wanita penjaja seks tahu tentang pentingnya skrining IMS secara rutin.

b         Perilaku terbuka (overt behavior)
Pada perilaku terbuka, respon yang ditunjukkan dalam menanggapi stimulus sudah dapat diamati secara nyata dengan suatu tindakan (practice). Misalnya, WPS melakukan skrining IMS secara rutin ke Klinik ASA PKBI.
2        Domain Perilaku
Ada dua hal yang menyebabkan perbedaan perilaku seseorang dengan orang yang lain dengan pemberian stimulus yang sama. Hal tersebut disebut dengan determinan perilaku, diantaranya (24):
a         Determinan internal, merupakan karakteristik seseorang yang sifatnya bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, emosi, jenis kelamin, dan sebagainya.
b        Determinan eksternal, merupakan lingkungan individu, baik lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Biasanya determinan eksternal lebih dominan.
3        Indikator Perubahan Perilaku
Kegiatan penyuluhan, pendampingan dan usaha lain yang dilakukan oleh ASA PKBI merupakan usaha untuk melakukan perubahan perilaku pada WPS dari perilaku yang kurang sehat ke perilaku yang lebih sehat dengan melakukan skrining IMS yang merupakan deteksi dini terhadap IMS.


Untuk mengukur keberhasilan, dapat dilihat dari (24):
a         Pengetahuan
Untuk melakukan perubahan perilaku yang kurang sehat ke perilaku sehat, maka seseorang harus tahu alasan ‘apa’ dan ‘mengapa’ dari apa yang dilakukannya, sehingga bisa menimbang keuntungan atau manfaat dan kerugian yang diperoleh dari perubahan perilaku tersebut.
Pengetahuan yang perlu ditekankan, diantaranya :
1)      Pengetahuan tentang penyakit yang berhubungan misalnya tentang IMS, meliputi penyebab IMS, gejala atau tanda IMS, cara pengobatan dan cara mendapatkan layanan pengobatan dan perawatan, cara penularan, dan cara pencegahan IMS.
2)      Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, dalam konteks IMS beberapa hal yang perlu diketahui adalah bagaimana cara penggunaan kondom yang benar, cara menjaga kebersihan diri, menghindari Douching Vagina atau sejenisnya (25), mengenali pasangan seksual akan tanda-tanda IMS, dll.
3)      Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan skrining IMS di klinik ASA PKBI.
b        Sikap
Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus atau objek, dalam hal ini merupakan penilaian WPS tehadap anjuran melakukan pemeriksaan skrining secara rutin yaitu 2 minggu sekali.
c         Tindakan (practice)
Tindakan atau practice, merupakan tahapan akhir dari proses perubahan perilaku, diharapkan bahwa seseorang setelah tahu, menilai dan menyikapi, maka seseorang tersebut akan melakukan suatu tindakan.
Notoatmodjo (24) menjelaskan bahwa berdasarkan teori perilaku dari Lawrence Green,  perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu:
a         Faktor predisposisi (Predisposing Factor)
Faktor predisposisi meliputi  pengetahuan, sikap terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan seseorang, sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya persepsi yang dapat memfasilitasi atau menghindarkan motivasi untuk berubah. Contoh: para WPS yang yang tidak melakukan pemeriksaan skrining secara rutin memiliki kepercayaan bahwa sebelum ada tanda-tanda yang nyata terhadap adanya IMS, maka skrining tidak begitu penting.
b        Faktor pemungkin (Enabling Factor)
Faktor pemungkin meliputi ketrampilan, sumber-sumber, atau hambatan-hambatan yang dapat membantu atau menghindarkan perubahan perilaku yang diinginkan. Faktor ini ditunjukkan seperti adanya sarana atau rintangan, fasilitas-fasilitas, sumber-sumber perseorangan atau komunitas contohnya pendapatan atau asuransi kesehatan, hukum dan undang-undang. Ketrampilan juga merupakan faktor pemungkin yang dibutuhkan untuk terjadinya perilaku yang diinginkan.
c         Factor penguat (Reinforcing Factor)
Faktor ini meliputi sikap dan perilaku dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk juga undang-undang dan peraturan yang terkait dengan kesehatan sebagai penguat. Meliputi penerimaan pujian atau penghargaan, dan feed back yang diterima oleh individu dari orang lain yang dapat mendorong atau menghambat untuk melanjutkan perilaku.
4        Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku
Bentuk-bentuk perubahan perilaku menurut WHO dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (24) :
a         Perubahan alamiah (natural change)
Perubahan perilaku manusia disebabkan karena perubahan atau kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat terjadi perubahan ekonomi, sosial, budaya atau bahkan lingkungan fisik, makaanggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan.
b        Perubahan terencana (planned change)
Perubahan terencana terjadi karena direncanakan sendiri oleh subjek.
c         Kesediaan untuk berubah (readdiness to change)
Perubahan terjadi karena adanya inovasi atau program-program pembangunan dalam masyarakat. Perubahan ini bisa bersifat cepat atau dapat juga bersifat lambat tergantung pada perbedaan kesediaan berubah pada masing-masing orang yang berbeda.
5        Strategi Perubahan Perilaku
Usaha-usaha konkret dan positif sangat diperlukan di dalam program-program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kesehatan. WHO menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan perilaku dengan cara (24) :
a         Menggunakan kekuatan, kekuasaan atau dorongan
 Perubahan perilaku dilakukan dengan cara dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga mereka mau melakukan atau berperilaku seperti yang diharapkan. Strategi ini ditempuh dengan menetapkan sebuah peraturanatau perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh segenab anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, namun perubahan tersebut belum tentu dapat berlangsung lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak didasari oleh kesadaran sendiri.
b        Pemberian informasi
Pemberian informasi kepada masyarakat diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran yang akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Strategi pemberian informasi membutuhkan waktu yang lama, namun perubahan yang dicapai akan bersifat tetap karena didasari oleh pemahaman dan kesadaran dari individu sendiri.
c         Diskusi partisipasi
Dengan diskusi partisipan, pemberian informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, namun bersifat dua arah dimana masyarakat tidak hanya menerima infrmasi kesehatan secara pasif akan tetapi juga ikut aktif berpartisipasi dalam diskusi yang diikutinya. Dengan demikian maka pengetahuan dasar yang mereka miliki sebelumnya menjadi lebih mantap dan mendalam, sehingga akan menguatkan perubahan perilaku. Strategi ini tentu saja memakan waktu yang lebih lama dari strategi yang kedua, namun hasilnya akan jauh lebih baik.

Sumber: Notoatmodjo., S. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.  

Mindfulness Exercises - Everyday Mindfulness Exercises For Stress Relief



From Elizabeth Scott, M.S.,
Your Guide to Stress Management.
FREE Newsletter. Sign Up Now!
About.com Health's Disease and Condition content is reviewed by Steven Gans, MD

Pick Your Favorite Mindfulness Exercises

The practice of mindfulness can bring many benefits to your emotional and physical health, as well as to the relationships in your life. Mindfulness is an amazing tool for stress management and overall wellness because it can be used at virtually any time and can quickly bring lasting results. The following mindfulness exercises are simple and convenient, and can lead you to a deeper experience of mindfulness in your daily life.

Mindfulness Exercise #1: Meditation

Meditation brings many benefits in its own right, and has been one of the most popular and traditional ways to achieve mindfulness for centuries, so it tops the list of mindfulness exercises. Meditation becomes easier with practice, but it need not be difficult for beginners.
Sponsored Links
5 Tips for a Flat StomachStop making these 5 mistakes & you will finally lose your belly fat!www.BellyFatIsUgly.net
Stress and Your HealthThe New York Times takes a close look at health and lifestyle issueswww.nytimes.com
Real Mind PowerDo Anything You Want, Achieve All Your Desires - Quickly And Easilywww.realmindpowerskills.com
Simply find a comfortable place, free of distractions, and quiet your mind. (See this article for more meditation techniques, or this one for a basic meditation for beginners.)

Mindfulness Exercise #2: Deep Breathing

That’s right: mindfulness can be as simple as breathing! Seriously, though, one of the most simple ways to experience mindfulness, which can be done as you go about your daily activities (convenient for those who feel they don’t have time to meditate), is to focus on your breathing. Breathe from your belly rather than from your chest, and try to breathe in through your nose and out through your mouth. Focusing on the sound and rhythm of your breath, especially when you’re upset, can have a calming effect and help you stay grounded in the present moment. (See this article for more on breathing exercises.)

Mindfulness Exercise #3: Listening to Music

Listening to music has many benefits — so many, in fact, that music is being used therapeutically in a new branch of complimentary medicine known as music therapy. That’s part of why listening to music makes a great mindfulness exercise. You can play soothing new-age music, classical music, or another type of slow-tempo music to feel calming effects, and make it an exercise in mindfulness by really focusing on the sound and vibration of each note, the feelings that the music brings up within you, and other sensations that are happening "right now" as you listen. If other thoughts creep into your head, congratulate yourself for noticing, and gently bring your attention back to the current moment and the music you are hearing.

Mindfulness Exercise #4: Cleaning House

The term "cleaning house" has a literal meaning (cleaning up your actual house) as well as a figurative one (getting rid of "emotional baggage," letting go of things that non longer serve you), and both can be great stress relievers! Because clutter has several hidden costs and can be a subtle but significant stressor, cleaning house and de-cluttering as a mindfulness exercise can bring lasting benefits. To bring mindfulness to cleaning, you first need to view it as a positive event, an exercise in self-understanding and stress relief, rather than simply as a chore. Then, as you clean, focus on what you are doing as you are doing it — and nothing else. Feel the warm, soapy water on your hands as you wash dishes; experience the vibrations of the vacuum cleaner as you cover the area of the floor; enjoy the warmth of the laundry as you fold it; feel the freedom of letting go of unneeded objects as you put them in the donations bag. It may sound a little silly as you read it here, but if you approach cleaning as an exercise in mindfulness, it can become one. (I also recommend adding music to the equation.)

Mindfulness Exercise #5: Observing Your Thoughts

Many stressed and busy people find it difficult to stop focusing on the rapid stream of thoughts running through their mind, and the idea of sitting in meditation and holding off the onslaught of thought can actually cause more stress! If this sounds like you, the mindfulness exercise of observing your thoughts might be for you. Rather than working against the voice in your head, you sit back and "observe" your thoughts, rather than becoming involved in them. As you observe them, you might find your mind quieting, and the thoughts becoming less stressful. (If not, you may benefit from journaling as a way of processing all those thoughts so you can decrease their intensity and try again.)

Mindfulness Exercise #6: Create Your Own!

You are probably now getting the idea that virtually any activity can be a mindfulness exercise, and in a way, you’re right. It helps to practice meditation or another exercise that really focuses on mindfulness, but you can bring mindfulness to anything you do, and find yourself less stressed and more grounded in the process.
Updated: January 18, 2008

Benefits and Different Types of Meditation Techniques

From Elizabeth Scott, M.S.,
Your Guide to Stress Management.
FREE Newsletter. Sign Up Now!
About.com Health's Disease and Condition content is reviewed by Steven Gans, MD

Techniques for Relaxation

Benefits of Meditation
Meditation is widely recommended as a healthy way to manage stress, and for good reason. It provides many health-enhancing benefits, like reducing symptoms of stress and anxiety, relieving physical complaints like headaches, and even enhancing immunity to illness. (Read this article for more information on the health benefits of meditation.)
Basics of Meditation:
Meditation can be practiced in many different ways. While there are numerous different meditation techniques, a common thread runs through virtually all meditative techniques:

  • Quiet Mind: With meditation, your thinking mind becomes quiet. You stop focusing on the stressors of your day or your life’s problems, as well as solving these problems.
Sponsored Links
You just let that voice in your head be quiet, which is easier said than done. For example, start thinking about nothing now. (It’s OK; I’ll wait.) If you’re not practiced at quieting your mind, it probably didn’t take long before thoughts crept in.
  • Being In The Now: Rather than focusing on the past or the future, virtually all meditative pracgtices involve focusing on right now. This involves experiencing each moment and letting it go, experiencing the next. This, too, takes practice, as many of us live most of our lives thinking toward the future or relishing and rehashing the past.
  • Altered State of Consciousness: With the quiet mind and focus on the present, comes an altered level of consciousness that isn’t a sleeping state but isn’t quite your average wakeful state, either. Meditation increases brain activity in an area of the brain associated with happiness and positive thoughts and emotions, and some evidence shows that regular practice brings prolonged positive changes in these areas.
Types of Meditative Techniques:
There are many different ways to meditate. Here I’ll mention some basic categories of meditation techniques so you can understand some of the main options and how they differ from one another. This is not an exhaustive list, but it can give you some ideas.
  • Basic Meditation Techniques: This involves sitting in a comfortable position and just trying to quiet your mind by thinking of nothing. It’s not always easy to do this if you don’t have practice with it. But a good way to begin is to think of yourself as an ‘observer of your thoughts,’ just noticing what the narrative voice in your head says, but not engaging it. As thoughts materialize in your mind, just let them go. That’s the basic idea.
  • Focused Meditation Techniques: With this technique, you focus on something intently, but don’t engage your thoughts about it. You can focus on something visual, like a statue; something auditory, like a metronome or tape of ocean waves; something constant, like your own breathing; or a simple concept, like ‘unconditional compassion’. Some people find it easier to do this than to focus on nothing, but the idea is the same -- staying in the present moment and circumventing the constant stream of commentary from your conscious mind, and allowing yourself to slip into an altered state of consciousness.
  • Activity-Oriented Meditation Techniques: With this type of meditation, you engage in a repetitive activity, or one where you can get ‘in the zone’ and experience ‘flow.’ Again, this quiets the mind, and allows your brain to shift. Activities like gardening, creating artwork, or practicing yoga can all be effective forms of meditation.
  • Mindfulness Techniques: Mindfulness can be a form of meditation that, like activity-oriented meditation, doesn’t really look like meditation. It simply involved staying in the present moment rather than thinking about the future or the past. (Again, this is more difficult than it seems!) Focusing on sensations you feel in your body is one way to stay ‘in the now;’ focusing on emotions and where you feel them in your body (not examining why you feel them, but just experiencing them as sensations) is another.
  • Spiritual Meditating: Meditation can also be a spiritual practice. Many people experience meditation as a form of prayer -- the form where God 'speaks,' rather than just listening. That’s right, many people experience ‘guidance’ or inner wisdom once the mind is quiet, and meditate for this purpose. You can meditate on a singular question until an answer comes (though some would say this is engaging your thinking mind too much), or meditate to clear their mind and accept whatever comes that day.
Whichever meditative techniques you use, the potential benefits are clear and numerous, making it one of the more commonly recommended stress management practices.


Sources:
Astin JA, Shapiro SL, Eisenberg DM, Forys KL. Mind-Body Medicine: State of the Science, Implications for Practice. The Journal of the American Board of Family Practice March / April 2003.
Davidson, Richard, et. al. Alterations in Brain and Immune Function Produced by Mindfulness Meditation. Psychosomatic Medicine, 2003.
Kabat-Zinn J, Massion AO, Kristeller J, Peterson LG, Fletcher KE, Pbert L, Lenderking WR, Santorelli SF. Effectiveness of a MeditationBbased Stress Reduction Program in the Treatment of Anxiety Disorders. American Journal of Psychiatry, June 1992.
Venkatesh S, Raju TR, Shivani Y, Tompkins G, Meti BL. A Study of Structure of Phenomenology of Consciousness in Meditative and Non-Meditative States. Indian Journal of Physiology and Pharmacology, April 1997.
Updated: January 16, 2008

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...