Berikut ini petunjuk meningkatkan komunikasi
Beberapa petunjuk untuk meningkatkan
komunikasi (Schultz dan Videbeck cit Nurjannah, 2004) antara lain:
a. Menawarkan diri pada klien mengenai periode yang
spesifik sebagai tujuan komunikasi.
b. Panggil klien dengan namanya dan identifikasi
perawat sendiri dengan nama perawat.
c. Kontak mata dengan klien dimana klien akan bisa
menoleransi.
d. Dengarkan klien. Berikan perhatian pada apa yang
dikomunikasikan baik verbal maupun non verbal.
e. Gunakan diam dengan nyaman sebagai alat
komunikasi.
f. Bicara dengan klien tentang perasaan klien bukan
tentang diri perawat, staff lain atau klien lain.
g. Tanyakan pertanyaan terbuka, hindari pertanyaan
yang hanya akan mendapatkan jawaban satu kata.
h. Ijinkan klien punya cukup waktu untuk bicara.
i. Jujur pada klien.
j. Tidak menilai. Jika diperlukan, langsung
menentramkan klien dengan perilaku perawat yang tidak menilai/menghakimi.
k. Dukung klien untuk mengeluarkan apa yang
dirasakannya.
l. Refleksikan apa yang dikatakan klien kembali
pada klien. Pada refleksi sederhana, ulangi statemen klien.
m. Katakan pada klien jika perawat tidak memahami
apa yang klien maksudkan, terima tanggung jawab perawat sendiri untuk tidak
memahami dan minta klien untuk klarifikasi. Hal ini memberikan klien tanggung
jawab untuk menjelaskan maksudnya.
n. Jangan gunakan kata-kata hampa/basi dalam
berespon pada ekspresi perasaan klien. Hal ini tidak menghargai perasaan klien,
mengurangi rasa percaya dan mungkin menurunkan komunikasi selanjutnya.
o. Jangan memberikan opini pribadi anda,
kepercayaan atau pengalaman yang berhubungan dengan masalah klien.
p. Jangan berikan nasehat atau membuat keputusan
untuk klien. Jika anda menasehati klien dan nasehat anda adalah “baik” misalnya
akan menyebabkan solusi terpecahkan, dimana klien tidak akan mempunyai
kesempatan untuk menyelesaikan masalah, untuk mengambil tanggung jawab atau
untuk membuat keputusan, dan untuk menikmati peningkatan harga diri yang
didapatkan dari tindakan yang berhasil dilakukan. Jika nasehat anda adalah
“buruk”, klien telah kehilangan kesempatan untuk belajar membuat kesalahan dan
untuk menyadari bahwa dia dapat bertahan membuat kesalahan. Efeknya, klien
telah menghindari tanggung jawab untuk membuat keputusan dan malahan mungkin
menyalahkan anggota staff atau rumah sakit untuk apapun konsekuensi yang
terjadi dari keputusan yang telah diambil tersebut.
q. Membantu klien menggunakan proses pemecahan
masalah (dengan menggunakan pengajaran klien/Client teaching). Bantu
klien untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi alternatif.
r. Berikan klien kejujuran, umpan balik tidak
menghukum berdasarkan observasi perawat.
s. Jangan mencoba untuk mengelabui atau
memanipulasi klien.
t. Jangan berdebat dengan klien atau terlibat dalam
perebutan kekuasaan.
u. Jangan mengambil kemarahan klien atau ekspresi
negatif secara pribadi.
v. Gunakan humor dengan bijaksana. Jangan pernah
menggoda klien atau menggunakan humor yang merendahkan. Ingat bahwa klien
dengan masalahnya saat itu akan memahami abstraksi seperti humor. Ingat untuk
mengevaluasi penggunaan humor dengan setiap individu klien.
sumber:
Nurjannah,
Intansari, 2001, Hubungan Perawat dan Klien, PSIK UGM, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar